Metode Pengujian Baku Untuk Menentukan
Batas Cair, Batas Plastis dan Indeks Plastisitas dari Tanah.
Standar ini dikeluarkan dibawah perencanaan
tetap D 4318; Dengan singkatan angka
perencanaan yang mengikuti menunjukkan tahun awal pengangkatan atau kasus
dimana direvisi. Tahun revisi terakhir.
Angka dalam tanda kurung menunjukkan tahun terakhir persetujuan ulang.
Pangkat epsilon (ℓ) menunjukkan suatu
perubahahan editorial sejak revisi akhir atau persetujuan ulang yang terakhir.
1. Ruang
Lingkup
1.1
Metode ini meliputi penentuan batas cair, batas plastis, dan indeks
plastisitas dari tanah yang dibatasi dalam bagian 3.
1.1.1 Dua prosedur dalam mempersiapkan
pengujian-pengujian conto disediakan sebagai berikut: Prosedur persiapan basah, seperti yang dibahas dalam 10.1. Prosedur persiapan kering, seperti yang
dibahas dalam 10.2. Prosedur ini untuk dipakai memspesifikkan dengan permintaan
yang berhak. Jika prosedur ini tidak dispesifikkan, gunakan prosedur persiapan
basah.
1.1.2 Dua metode untuk menentukan batas cair adalah
tersedia sebagai berikut: Metode A, pengujian dengan titik banyak akan dibahas pada bagian 11 dan 12, pengujian
dengan satu titik akan dibahas pada bagian 14 dan 15. Metode yang dipakai akan
dispesifikkan dengan permintaan yang berhak. Jika tidak ada metode yang
spesifik gunakan metode A.
1.13
Prosedur pengujian batas plastis yang dibahas dalam bagian 16, 17, dan 18.
Pegujian batas plastis yang ditampilkan
pada material dipersiapkan untuk pengujian batas cair.
1.1.4 Prosedur untuk menghitung indeks plastisitas
akan disajikan dalam bagian 19.
1.2 Batas
cair dan batas plastis tanah (sepanjang batas penyusutan) sering secara
kolektif dihubungkan ke batas Atterberg. Batas batas ini menjelaskan batas dari
masing masing bagian konsistensi untuk tanah plastis.
1.3 Metode
batas cair dengan banyak titik umumnya lebih teliti dibandingkan dengan metode
satu titik. Direkomendasikan bahwa metode
banyak titik yang dipakai dalam kasus dimana hasil hasil ini boleh
menjadi pokok perselisihan, atau dimana ketelitian sangat diperlukan.
1.4
Disebabkan metode satu titik memerlukan operator untuk membenarkan kalau
conto pengujian dengan diperkirakan batas cairnya, terutama tidak
merekomendasikan batas cair dari tanah-tanah tersebut yang ditentukan oleh
metode banyak titik.
1.5
Korelasi korelasi dimana perhitungan perhitungan yang didasarkan
pada metode satu titik mungkin tidak sah
untuk tanah-tanah tertentu. Seperti tanah organic atau tanah-tanah dari
lingkungan laut. Secara tegas direkomendasikan bahwa batas cair tanah ditentukan dengan metode banyak titik.
1.6 Batas
cair dan batas plastis dari banyak tanah yang sudah dibiarkan menjadi kering
sebelum pengujian mungkin dapat dipertimbangkan
perbedaan nilai yang diperoleh dari contoh tanah tidak teralirkan. Jika
batas cair dan batas plastis dari tanah yang dipakai untuk menghubungkan atau
memperkirakan tingkah laku keteknikan dari tanah dalam keadaan basah alami, conto tanah
seharusnya tidak dibiarkan kering sebelum pengujian kecuali data pada conto
yang sudah kering khusus disukai.
1.7
Komposisi dan konsentrasi dari
garam yang dapat larut dalam tanah akan mempengaruhi nilai dari batas cair dan
batas plastis seperti juga nilai nilai kadar air dari tanah (lihat metode D
2216). Pertimbangan khusus bagaimanapun seharusnya tanah-tanah dari lingkungan laut atau dari
sumber sumber yang lain dimana konsentrasi garam-garam dengan sifat larut yang
tinggi di gambarkan. Tingkat dimana garam garam digambarkan pada tanah yang ditambahkan air dan
dikonsentrasikan harus memberikan pertimbangan dengan hati hati.
1.8
Sejak pengujian pengujian yang
dibahas disini hanya menampilkan jumlah tanah yang lolos saringan 425 µm (no.
40), konstribusi relative dari jumlah tanah untuk sifat sifat conto secara
keseluruhan harus dipetimbangkan kalau menggunakan pengujian ini untuk
mengevaluasi sifat sifat suatu tanah.
1.9 Nilai
nilai terbagi dalam ukuran satuan satuan yang dapat diterima dengan memperhatikan standar. Nilai nilai
yang diberikan dalam tanda kurung hanyalah informasi.
1.10 Standar ini tidak dialamatkan untuk tujuan
ke seluruh masalah keamanan, jika ada, penggunaannya digabungkan. Pertanggung
jawaban dari pengguna standar disini untuk membuat suatu praktek
keamanan dan kesehatan yang sesuai dan menentukan penggunaan penggunaan
dari batasan batasan sebelum dipakai.
2. Dokumen
dokumen Acuan.
2.1 Standar standar ASTM
C 670 Practice for preparing Precission and Bias
Statement for Test Method fpr Construction Material
C 702 Methods for Reducing Field Samples of
Aggreagate to Testing Sizes
D 75 Practice for Sampling Aggregate
D 420 Practice for Investigating and Sampling Soil
and Rock for Engineering Purposes
D 653 Terminology Relating to Soil, Rock and
Contained Fluids
D1241 Spesification for Materials for Soil-Aggregate
Subbase, Base and Surface Courses
D 2216 Test Method for Laboratory Determination of
Water (moisture) Content of Soil and Rock
D 2487 Classification of Soil for Engineering
Purposes (Unified Soil Classification System)
D 2488 Practice for Description and Identification
of Soil (Visual-Manual Procedure)
D 3282 Practice for Classification of Soil and
Soil-Aggregate Mixtures for Highway Contruction Purposes
D 4753 Specification for Evaluating, Selecting, and
Specifying Balnces and Scales for Use in Soil and Rock Testing
E 11 Specification for Wire-Cloth Sieves for Testing
Purposes
3. Terminology
3.1
Batasan batasan:
3.1.1
Batasan batasan dalam bahan bahan metode pengujian disini mengikuti
peristilahan pada D 653.
3.2
Pemerian bahan bahan yang spesifik untuk standar ini.
3.2.1 Batas batas Atterberg – asalnya, enam “batas batas konsistensi” tanah berbutir
halus yang diberi batasan oleh Albert
Atterberg: Batas teratas dari aliran kental, batas cair, batas lekat, batas
kohesi, batas plastis dan batas penyusutan. Dalam penggunaan rekayasa sekarang
ini, istilah ini hanya dihubungkan untuk batas cair, batas plastis dan dalam
beberapa acuan dengan batas penyusutan.
3.2.2
Konsistensi – relative mudah dengan suatu tanah dapat berubah bentuk.
3.2.3 Batas
cair (LL) – Kadar air , dalam persen, dari suatu tanah yang dibatasi oleh batas
yang berubah ubah batas cair dan
plastisnya. Kadar air disini didefinisikan sebagai kadar air yang seragam dari
suatu tanah yang ditempatkan dalam suatu cangkir yang standar dan dipotong
dengan suatu alat membentuk alur dengan dimensi yang standar untuk jarak 13mm
(1/2 inci) dan diketuk dengan 25 ketukan cangkir yang dijatuhkan 10 mm dengan
alat yang dioperasikan standar batas cair dan kecepatannya kira kira 2 ketukan
per detik.
3.2.3.1
Diskusi – Tekanan geser tidak teralirkan dari tanah pada saat batas cair
dipertimbangkan kira kira 2 kPa (0,28 psi).
3.2.4 Batas
plastis (PL) – Kadar air, dalam persen, batas dari sutu tanah antara plastis
dan mudah hancur, kadar air pada batas ini adalah kadar air dimana suatu tanah
tidak lama terdeformasi dengan putaran kira kira 3,2 mm (1/8 inci) dengan
diameter yang tetap tanpa remukan.
3.2.5 Tanah
plastis – Suatu tanah dimana mempunyai kisaran kadar air berlebihan yang
menunjukkan plastisitas dan yang bentuknya bertahan dari pengeringan.
3.2.6
Indeks plasticitas (PI) – Kisaran kadar air di atas suatu tanah yang
bersifat plastis. Secara
numeric adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis.
3.2.7
Indeks likuiditas (A) – perbandingan, yang diekpresikan sebagai suatu
persentase dari (1) kadar air alami dari suatu tanah dikurangi dengan batas
plastisnya, untuk (2) indeks plastisitas.
3.2.8
Jumlah Aktifitas (A) – Perbandingan dari (1) indeks plastisitas dari
suatu tanah untuk (2) persen berat dari partikel-partikel yang mempunyai suatu
diameter yang sama lebih kecil dari 0,002 mm.
4. Ringkasan
Metode Pengujian
4.1 Contoh
diproses untuk menghilangkan suatu material yang tertahan pada saringan 425 µm
(no.40). Batas cair ditentukan dengan melakukan percobaan dengan jumlah conto
yang disebarkan ke cangkir kuningan, dibagi dua dengan alat pengalur dan
kemudian dibiarkan mengalir bersama sama dengan ketukan ketukan disebabkan oleh
cangkir uang jatuh secara berulang ulang dalam sutu alat standar mekanik. Batas
cair dengan banyak titik, metode A, memerlukan
tiga atau lebih percobaan diatas suatu kisaran dari kadar air untuk
ditampilkan dan data dari percobaan diplot atau dihitung untuk membuat hubungan
dari batas cair yang ditentukan . Batas cair satu titik, metode B, menggunakan
data dari dua percobaan pada satu kadar air yang dikalikan dengan suatu factor
koreksi untuk menentukan batas cair.
4.2 Batas
plastis ditentukan secara alternative menekan bersama sama dengan memutar
kedalam suatu 3.2 mm (1/8 inci) diameter tetap dengan jumlah yang sedikit dari
tanah plastis sampai kadar air berkurang pada suatu titik yang menjadi retak
retak tidak lama setelah ditekan dan diputar. Kadar
air tanah pada titik ini dilaporkan sebagai batas plastis.
4.3 Indeks
plastisitas dihitung sebagai suatu perbedaan
antara batas cair dan batas plastis.
5. Kepentingan dan
kegunaan
5.1 Metode
inti dipakai sebagai sutu bgian yang integral dari setiap sistem klasifikasi
keteknikan untuk mengkarakteristikan fraksi fraksi berbutir halus dari tanah
(Lihat metode pengujian D 2487 dan prktek D 3282) dan untuk spesifikasi fraksi
berbutir halus dari material konstruksi (lihat spesifikasi D 1241). Batas cair,
batas plastis dan indeks plastisitas dari tanah yang juga dipakai secara
menerus, secara individu atau bersama sama, dengan sifat sifat tanah yang lain
berhubungan dengan tingkah laku keteknikan seperti kompressibilitas, permeabilitas,
kompatibilitas, susut – lendutan, dan tekanan geser.
5.2 Batas
cair dan batas plastis dari suatu tanah dapat dipakai dengan kadar air alami
dari tanah untuk mempercepat konsistensi
relative atau indeks likuiditasnya dan dapat juga dipakai dengan persentase
ukuran yang lebih halus dari 2 µm untuk menentukan jumlah aktifitas.
5.3 Metode
metode ini kadang kadang dipakai untuk mengevaluasi karakteristik pelapukan
dari material lempung serpihan (bersisik). Apabila mempokokkan untuk mengulangi
siklus pembasahan dan pengeringan, batas cair dari material ini centerung
bertambah. Jumlah penambahan dipertimbangkan untuk mengukur suatu kelemahan
serpihan dari pelapukan.
5.4 Batas
cair dari suatu tanah mengandung jumlah yang subtansial dari bahan bahan
organic yang menurun secara dramatis kalau tanah dikeringkan dengan oven
sebelum diuji.
6. Peralatan
6.1 Alat Batas cair – Suatu alat mekanik
yang terdiri dari cangkir kuningan yang tergantung dari suatu desain berbentuk
kereta untuk mengontrol jatuhannya pada dasar yang terdiri dari karet keras. Gambar
1 menunjukkan bagian bagian utama dan dimensi dimensi kritikal dari alat. Alat
ini biasa dioperasikan dengan tangan
atau motor listrik.
6.1.1 Dasar / Tatakan – Suatu karet keras
mempunyai kekerasan durometer D dari 80 sampai 90, dan suatu gaya pegas dengan
bola baja yang licin berdiameter 8 mm
(5/16 inci), apabila dijatuhkan dari suatu ketinggian 25 cm (9,84 inci) akan memberikan rata rata
pantulan paling sedikit 80% tetapi tidak lebih dari 90%. Hubungkan pengujian
gaya pegas pada dasar akhir dengan kaki yang melekat. Rincian untuk pengukuran
gaya pegas dari dasar akan diberikan pada apendiks A.
6.1.2 Kaki karet, mendukung dasar, didisain
untuk menyediakan isolasi dasar dari permukaan kerja, dan memberikan suatu
kekerasan durometer tidak lebih besar dari 60 seperti yang diukur pada kaki
akhir yang melekat pada dasar.
6.1.3 Mangkuk,
kuningan, dengan suatu berat, termasuk penggantung mangkuk dari 185 sampai 215
gram.
6.1.4 Roda sisir – disesain untuk meninggikan
cangkir secara halus dan secara terus menerus sampai ketinggian maksimum,
diatas suatu jarak yang tidak lebih dari 180° dari putaran roda sisir, tanpa
mengembangkan kecepatan kearah atas atau
bawah dari cangkir apabila pengarah roda sisir meninggalkan roda sisir. (Roda
sisir lebih baik bergerak secara seragam dengan percepatan kurva naik).
|
Gambar 1. Alat batas cair yang dioperasikan dengan tangan
Note 1 - Roda sisir dan desain pengarah pada gambar
1 untuk percepatan yang seragam (parabolic) bergerak setelah bersambung dan
meyakinkan bahwa cangkir tidak mempunyai kecepatan pada saat jatuh.
6.1.5 Carriage
– dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan pasti membuat mangkuk jatuh pada
ketinggian 10 mm (0.394 inch) dan dibuat sedemikian rupa agar mangkuk dan
penggantungnya dapat di bongkar dan dipasang dengan menggunakan sebuah pin.
6.1.6 Penggerak
Motor (Pilihan lain) – Sebagai alternatif untuk tungkai pemutar dalam
gambar 1, alat dapat dilengkapi dengan motor penggerak. Dimana gerakan memutar harus memiliki
kecepatan 2 ± 0.1 putaran per detik dan harus dilindungi dari alat lain dengan
menggunakan karet atau lainnya yang dapat mencegah getaran dari mesin menjalar
ke alat uji lainnya. Mesin harus
dilengkapi dengan panel On-Off. Hasil
uji tidak boleh memberikan perbedaan dari uji yang dilakukan secara manual.
6.2 Flat Grooving
Tool / Alat Penggaruk Rata – Alat terbuat dari karet atau logam tidak
berkarat dengan ukuran sesuai Gambar 2. Design dari alat bisa saja beragam
selama ukurannya masih terjaga. Alat
dapat, tetapi tidah harus, mengkoreksi tinggi jatuh dari mangkuk dari alat
batas cair.
Note 2 – Sesuai dengan
Metode test ini, Alat penggaruk yang berbentuk kurva dijelaskan sebagai bagian
dari alat untuk melakukan uji batas cair.
Alat berbentuk kurva tidak seakurat alat yang rata, diperlihatkan pada
Gambar 2, karena tidak mengukur tebal dari sampel uji. Ada beberapa data yang menunjukan bahwa harga
batas cair yang dihasilkan dengan menggunakan alat yang rata, cenderung lebih
tinggi dari alat yang berbentuk kurva.
6.3 Gage / Alat
Ukur – Alat ukur dari logam yang digunakan untuk memeriksa tinggi jatuh
dari mangkuk, mempunyai ukuran seperti digambarkan pada Gambar 3. Design dari alat ini bisa beragam, selama
dapat digunakan untuk mengukur dengan baik, mempunyai permukaan ujung yang rata
dengan dasar mangkuk dan tinggi kurang lebih 10 mm (3/8 inch) dan tanpa ada
sudut radius.
6.4 Wadah /
Container – Wadah kecil yang dapat digunakan untuk mengukur kadar air dari
spesimen – spesimen. Dapat terbuat dari
alumunium atau kaleng dengan tinggi 2.5 cm (1 inch) dengan 5 cm (2 inch)
diameter.
6.5 Timbangan,
dapat melihat pada spesifikasi D 4753, Kelas GPI.
6.6 Wadah
penyimpanan / Storage Container – Wadah yang dapat menyimpan spesimen tanah
sehingga tidak terkontaminasi dengan berbagai cara dan mencegah hilangnya kadar
air. Mangkuk porselein atau plastik
dengan diameter 11.4 cm (4.5 inch) dan tas plastik yang cukup besar untuk
menutupi mangkuk dapat digunakan.
6.7 Lempengan Kaca
– Lempengan kaca, sekurang-kurangnya 30 cm (12 inch) persegi dengan tebal 1 cm
(3/8 inch) untuk melakukan uji balas plastis.
6.8 Spatula –
Spatula dengan permukaan ujung rata sekitar 2 cm (3/4 inc) lebar dan panjang 10
sampai 13 cm (3 sampai 4 inch).
6.9 Saringan –
Saringan dengan diameter 20.3 cm (8 inch), 425 mm (No.
40) digunakan sebagai syarat dari spesifikasi E 11 dan mempunyai tinggi ruang
dalam kurang lebih 5 cm (2 inch) diatas jaring-jaring. Saringan 2 mm (No. 10) dengan spesifikasi
yang sama, dapat digunakan.
6.10 Botol Pencuci, atau sama dengan wadah
yang digunakan untuk menambahkan jumlah kadar air di dalam tanah dan untuk
membilas partikel halus dari partikel kasar.
6.11 Oven,
dengan pengontrol thermometer, mampu untuk menjaga temperatur pada 110 ± 50C
(230 ± 90F) di dalam ruang pengering.
6.1.2 Wadah Pencuci
/ Washing Pan, bulat, permukaan bawah rata, sekurang-kurangnya 7.6 cm (3
inch) kedalaman dan mempunyai diameter sedikit lebih besar bagian bawah
saringan dengan diameter 20.3 cm (8 inch).
7. Cairan dan Material
7.1 Air murni – dimana air distilled sangat dianjurkan
untuk uji ini, ataupun air dimeralisasi.
8. Sampling / Pengambilan
Contoh Uji
8.1 Sampel dapat diambil dari beragam lokasi, selama
dapat digunakan untuk pengujian. Metode
C 702, Pelatihan D 75 dan Pelatihan D 420 dapat digunakan sebagai acuan untuk
memilih dan menyediakan sampel dari beragam jenis dalam pengambilan contoh
uji. Sampel yang akan di sediakan dengan
menggunakan prosedur persiapan basah (10.1) harus di simpan ditempat dimana
kadar air alaminya tetap terjaga.
8.2 Ketika pengambilan contoh uji dapat menjaga
stratifikasi alami dari sampel, strata yang beragam harus disimpan terpisah dan
uji dilakukan dengan mengambil strata yang diinginkan, dengan sedikit mungkin
menimbulkan gangguan pada strata yang
lain. Bila material campuran ingin digunakan dalam konstruksi, kombinasikan
komponen yang berbeda, dengan proporsi yang sesuai dengan rencana konstruksi.
8.3 Bila data dari metode ini ingin digunakan sebagai
korelasi dengan uji laboratorium lain atau data uji lapangan, gunakan material
yang sama untuk pengujian sebisa mungkin.
8.4 Ambil sebagian sampel yang mewakili sekitar 150
sampai 200 gram untuk material lolos dari saringan 425 mm (No. 40). Jatuh bebas sampel dapat
dikurangi dengan metode membagi-bagi aatu memecahkan. Sampel yang kohesif, harus diaduk di dalam
wadah dengan menggunakan spatula.
9. Kalibrasi Alat
9.1 Inspeksi
Penggunaan :
9.1.1 Menentukan kalau alat batas
cair bersih dan dalam kondisi bekerja dengan baik. Memeriksa berikut bagian
bagian yang spesifik.
9.1.1.1 Menggunakan dasar (base) – Suatu
titik/tempat (spot) pada dasar dimana
bersentuhan dengan cangkir seharusnya berdiameter tidak lebih 10 mm (3/8 inci).
Jika menggunakan lebih dari ini, dasar dapat bergerak membersihkan spot
yang digunakan dengan membuat permukaan kembali tidak lebih tipis dari yang
dispeifikasikan dalam 6.1 dan hubungan dimensional yang lain dijaga.
9.1.12
Menggunakan Cangkir – Pindahkan cangkir kalau alat pengalur sample sudah
dipakai suatu penurunan dengan 0,1 mm (0,004 inci) kedalaman atau lingkaran
cangkir sudah dikurangi sebagian dari ketebalan aslinya. Periksa kalau cangkir
sudah dengan kuat melekat pada penggantung.
9.1.13
Menggunakan penggantung cangkir – Periksa kalau poros penggantung
cangkir tidak terjepit dan tidak melebihi 3 mm (1/8 inci). Pergerakan samping ke samping pada titik
terendah dari kelilingnya.
9.1.1.4
Menggunakan Roda sisir – Roda sisir tidak seharusnya dipakai untuk suatu
yang luas kalau cangkir dijatuhkan sebelum
penggantung cangkir (pengarah roda sisir) lepas sentuhan dengan roda
sisir.
9.1.2 Alat
Pengalur – Memeriksa alat – alat pengalur untuk digunakan pada suatu frekwensi
dan dasar beraturan. Kecepatan penggunaan bergantung pada material dari dimana
alat alat dibuat dan jenis tanah yang diuji, tanah yang mengandung sejumlah
besar partikel partikel pasir bias menyebabkan cepat menggunakan alat alat
pengalur; bagaimanapun juga kalau pengujian material, alat alat seharusnya
diinspeksi lebih sering dari tanah tanah yang lain.
Note 3 –
Lebar ujung dari alat pengalur secara tepat diperiksa dengan menggunakan suatu
alat pembesar berukuran kantong yang dilengkapi dengan skala milimeter. Pembesar
pembesar dari jenis ini yang
keberadaannya banyak disuplai oleh perusahan perusahan laboratorium. Kedalaman
dari alat pengalur dapat diperiksa dengan menggunakan bentuk pengukuran
kedalaman dari caliper vernier.
9.2
Pengaturan tinggi jatuh – Mengartur tinggi jatuh dari cangkir yang
bersentuhan dengan dasar mengangkat sampai suatu ketinggian 10 ± 0.2 mm. Lihat
gambar 4. Untuk lokasi yang sesuai pengukur relative untuk cangkir selama
pengaturan.
Note 4 –
Suatu prosedur yang sesuai untuk mengatur tinggi jatuh adalah sebagai berikut:
menempatkan suatu potongan dari pita penutup keseluruh bagian bawah luar dari
cangkir yang parallel dengan sumbu poros penggantung cangkir. Bagian tepi dari
pita yang jauh dari penggantung cangkir seharusnya membagi dua spot yang
bersentuhan dengan dasar. Untuk cangkir cangkir baru, menempatkan suatu
potongan dari kertas karbon pada dasar dan membiarkan cangkir jatuh beberapa
saat yang akan menandai sentuhan spot. Tempelkan cangkir pada alat dan putar
engkol sampai cangkir terangkat sampai ketinggian maksimum. Simpan pengukur ketinggian dibawah cangkir
bagian depan, dan observasi apakah pengukur bersentuhan dengan cangkir tau
pita. (lihat gambar 4). Jika pita dan cangkir keduanya bersentuhan, tinggi
jatuh diperkirakan benar. Jika tidak,
mengatur cangkir sampai dibuat bersentuhan. Memeriksa pengaturan
pengemblikan engkol pada dua putaran pr detik sambil menahan pngukuran dalam
posisi terhadap pita dan cangkir. Jika sedikit berbunyi atau bunyi klik yang
terdengar tanpa cangkir trangkat dari pengukur, pengaturan adalah benar. Jika
tidak terdengan bunyi atau cangkir mengangkat dari pengukur, atur kembali
tinggi jatuh Jika batu cangkir pada
pengukur selama pemeriksaan beroperasi,
poros pengarah roda sisir yang secara berlebihan digunakan dan bagian
bagian yang digunakn eharuna dipindahkan. Selalu
membersihkan pita sesudah melengkapi pengaturan operasi.
10.
Persiapan Contoh Uji
10.1 Persiapan basah – Kecuali dimana metode
kering untuk persiapan contoh yang dispesifikasikan (10.2), mempersiapkan
contoh untuk diuji seperti yang dibahas dalam bagian berikutnya.
10.1.1
Contoh yang lolos saringan 425 µm (no. 40).
10.1.1.1
Kalau dengan prosedur secara visual dan manual yang ditentukan, contoh
yang mempunyai sedikit atau tidak ada material yang tertahan pada suatu
saringan 425 µm (No. 40), mempersiapkan contoh dari 150 sampai 200 gram dengan
mencampur langsung dengan air suling atau air yang didemineralisasikan pada
lempeng kaca dengan menggunakan kape (spatula). Jika diinginkan, rendam tanah
dalam suatu piring penyimpanan dengan jumlah air yang sedikit untuk
melembekkan tanah sebelum memulai pencampuran. Atur kadar air dari
tanah untuk memberikan suatu konsistensi yang memerlukan 25 sampai 35 pukulan
dari alat batas cair untuk mendekati/menutupi alur (catatan 5).
10.1.1.2
Jika, selama pencampuran , sedikit persen dari material yang ditemukan
tertahan pada saringan 425 µm (n0. 40), bersihkan partikel partike ini dengan
tangan (jika mungkin). Jika tidak mudah
untuk membersihkan material kasar dengan tangan, bersihkan prosentase lbih
kecil dari 15%) dari material kasar dengan mengerjakan conto yang melewati
saringan 425 µm menggunakan lempeng dari lembaran karet, karet pemberhenti,
atau alat lain yang sesuai yang disediakan untuk operasi yang tidak mengganggu
penyaringan atau degradasi material yang
akan tertahan jika metode pencucian yang dibahas dalam 10.1.2 yang
dipergunakan. Jika persentase terbesar yag ditemukan selama pencampuran, atau
pertimbangan ketidakpraktikalnya untuk membersihkan material kasar dengan
metode yang baru sajadibahas, cuci conto seperti yang dibahas dalam 10.1.2 . Kalau
partikel partikel kasar ditemukan selama pencampuran yang berupa konkresi,
cangkang, atau partikel lain yang mudah pecah, jangan hancurkan partikel
partikel ini hanya untuk membuatnya melewati saringan 425 µm, tetap berihkan
dengan tangan atau dengan pencucian.
10.1.1.3 Tempatkan
tanah yang sudah dicampur dalam piring penyimpanan, tutup untuk mecegah
kehilangan kadar air, dan biarkan tetap diam paling sedikit 16 jam (semalaman).
Setelah periode pendiaman dan segera sebelum diuji, tanah dicampur kembali.
Note 5 –
Waktu yang diperlukan untuk cukup mencampur tanah akan berubah dengan besar,
bergantung pada plastisitas dan kadar air awal.
Waktu pencampuran awal lebih dari 30 menit diperlukan untuk stiff atau
clay plastis.
10.1.2 Contoh yang
mengandung material yang tertahan pada saringan 425 µm (No 40):
10.1.2.1 Memilih
jumlah yang cukup dari tanah dengan kadar air alami sediakan 150 sampai 200
gram dari material yang lolos saringan 425 µm (no 40). Tempatkan dalam suatu
panik atau piring dan tambahkan air secukupnya untuk meliputi tanah. Biarkan
terendam sampai semua gumpalan menjadi lembek dan material yang halus tidak
lama menempel pada permukaan untuk partikel partikel padat (Note 6).
Note 6 –
Dalam beberapa kasus, kation kation
garam dalam air leding akan berubah dengan kation kation alam dalam tanah dan
secara signifikan merubah hasil hasil uji jika air ledeng yang dipakai untuk
merendam dan operasi operasi pencucian. Kecuali mengetahui bahwa kation kation
tidak ada dalam air leding , air suling atau air yang terdemineralisasi
seharusnya dipakai. Seperti umumnya air mengandung lebih dari 100 mg/liter dari
larutan larutan padat yang tidak seharusnya dipakai untuk operasi operasi
pencucian.
10.1.2.2 Apabila
tanah mengandung persentase yang besar dari material yang tertahan pada
saringan 425 µm (No 40), lakukan berikut operasi pencucian dengan penambahan penambahan, untuk sekali
mencuci tidak lebih dari 0,5 kg (1 lb) dari material. Simpan pada saringan 425
µm dibagian bawah dari panik yang bersih. Tuang tanah dan air yang bercampur ke
dalam saringan. Jika gravel dan partikel partikel pasir kasar yang ada, bilas
sebanyak mungkin dengan sejumlah air dari botol pencuci, dan buang. Pilihan
lain tuang campuran tanah dan air di atas suatu saringan 2,00 mm (No.10)
disarangkan diatas saringan 425 µm, bilas material halus yang lewat dan
bersihkan saringan 2,00 mm. Sesudah mencuci dan membersihkan sebanyak mungkin material kasar, tambahkan
air yang cukup ke dalam panci untuk mencapai level kira kira 13 mm (1/2 inci)
diatas permukaan saringan 425 µm. Aduk lumpur dengan jari sambil naik turunkan
saringan dalam panci dan putarkan
gantungan dan juga material halus dicuci
dari pertikel partikel kasar. Pisahkan gumpalan tanah halus yang sudah
keras dengan karet halus diatas saringan dengan ujung jari. Melengkapi operasi
pencucian dengan mengangkat saringan diatas permukaan air dan bilas dengan
material yang tertahan dengan jumlah yang sedikit dengan air bersih. Buang material yang tertahan pada saringan 425
µm.
|
|
10.1.2.3
Kurangi kadar air dari material yang lolos pada saringan 425 µm (No.40)
sampai pendekatan batas cair. Pengurangan kadar air boleh dikerjakan dengan
satu atau suatu kombinasi dari metode berikut: (a) mengeluarkan dengan arus
udara pada suhu kamar, (b) mengeluarkan dengan memanaskan arus udara dari suatu
sumber seperti pengering rambut listrik, atau (c) menuangkan air bersih dari
permukaan gantungan. Selama evaporasi dan pendinginan, aduk conto cukup sering
untuk mencegah kering yang berlebihan dengan jari dan pengaduk tanah pada
permukaan campuran. Untuk conto conto tanah yang mengandung larutan larutan
garam, gunakan satu metode pengurangan air (a atau b) yang tidak akan
mengeliminasi larutan larutan garam dari conto uji.
10.1.2.4
Campurkan secara langsung material yang lolos saringan 425 µm pada pelat
kaca menggunakan kape (spatula). Mengatur kadar air dari campuran, jika
diperlukan, dengan menambahkan sedikit penambahan penambahan dari air suling
atau air yang didemineralisasikan atau dengan membiarkan campuran menjadi
kering pada suhu kamar sambil mencampur pada pelat kaca. Tanah seharusnya pada
suatu kadar air yang akan menghasilkan penutupan dari alur pada 25 sampai 35
pukulan. Letakkan tanah yang sudah dicampur dalam suatu piring penyimpanan,
tutup untuk mencegah kadar air berkurang dan biarkan diam sedikitnya 16 jam. Sesudah
itu dan segera sebelum memulai pengujian, tanah langsung dicampur kembali.
10.2
Preparasi Kering:
10.2.1
Memilih tanah yang cukup tersedia 150 sampai 200 gram dari material yang
lolos saringan 425 µm (no. 40) sedudah memproses. Keringkan conto pada
temperatur kamar atau di dalam suatu oven dengan temperature yang tidak
melebihi 60°C sampi gumpalan gumpalan tanah akan siap dihancurkan. Pemisahan
dipercepat jika contoh tidak dibiarkan kering secara sempurna. Bagaimanapun
juga tanah seharusnya kelihatan kering kalau dihancurkan.
10.2.2
Menghancurkan tanah dengan suatu pemukul karet atau atau dengan jalan
yang lain untuk memisahkan menjadi butiran butiran individual. Apabila partikel
partikel padat ditemukan selama penghancuran seperti konkresi, cangkang, atau
partikel partikel yang mudah pecah lainnya , jangan menghancurkan partikel
partikel ini sehingga melewati saringan 425 µm (no.40), tetapi bersihkan dengan
tangan atau cara cara lain yang sesuai, seperti mencuci.
10.2.3
Memisahkan conto pada suatu saringan 425 µm (no.40), ayak saringan
dengan tangan untuk meyakinkan pemisahan dari fraksi halus. Kembalikan material yang tertahan pada saringan
425 µm ke alat penghancur dan ulangi menghancurkan dan operasi penyaringan
beberapa kali perlu untuk meyakinkan bahwa semua material halus sudah
dipisahkan dan material yang tertahan
pada saringan 425 µm hanya
terdiri dari pasir individual dan butiran butiran gravel.
10.2.4
Menempatkan sisa material pada saringan 425 µm (No.40) setelah operasi penghancuran berakhir dalam suatu
piring atau rendam dengan sedikit air. Aduk campuran tanah dan air dan tuang di
atas saringan 425 µm, menangkap air dan material material halus yang
menggantung dalam panci cucian. Tuang material yang menggantung ini ke dalam
suatu piring yang mengandung tanah kering yang sebelumnya disaring. Buang material yang tertahan
pada saringan 425 µm.
10.2.5
Proses seperti yang dibahas
pada 10.1.2.4.
METODE
A – MENENTUKAN BATAS CAIR DENGAN BANYAK TITIK
11. Prosedur
11.1 Tempatkan sejumlah tanah yang sudah
dipersiapkan dalam cangkir dari alat batas cair pada tempat dimana cangkir
diletakkan di atas dasar, menekan ke bawah, dan hamparkan kedalam cangkir pada kedalaman kira kira 10 mm untuk titik
yang paling dalam., kikis untuk membentuk suatu permukaan yang horizontal.
Ambil secara hati hati untuk mengeluarkan gelembung gelembung udara dari tanah
lengket, tetapi mengulaskan dengan sedikit tekanan. Simpan tanah yang tidak
dipakai didalam piring penyimpanan. Tutup dengan handuk basah (atau menggunakan
cara yang lain) untuk menahan kelembaban dalam contoh.
11.2 Bentuk alur di dalam tanah lekat dengan alat
menggambar, dengan tepi menyudut kedepan. Teruskan tanah pada suatu garis yang
berhubungan dari titik tertinggi ke terendah pada keliling cangkir. Apabila
memotong alur, tahan alat pengalur terhadap permukaan cangkir dan gambar suatu
busur, jaga alat tetap tegak lurus ke seluruh permukaan cangkir. Lihat gambar
5. Dalam suatu tanah dimana alur tidak dapat dibuat dengan satu tekanan tanpa
tanah berpercikan. Cara lain, memotong alur sedikit lebih kecil dari dimensi
yang diperlukan dengan suatu kape (spatula) dan gunakan alat pengalur untuk
memberikan alur untuk membentuk dimensi
akhir. Latihan keras untuk mencegah gelinciran olesan tanah relative ke
permukaan cangkir.
11.3 Periksa bahwa tidak ada serpih serpihan tanah
yang ada pada dasar alat atau dibawah sisi cangkir. Angkat dan jatuhkan cangkir
dengan mengembalikan engkol dengan kecepatan jatuh 1,9 sampai 2,0 jatuhan per
detik sampai dua bagian dari tanah lekat saling bersentuhan pada bagian bawah
disepanjang alur dengan jarak kira kira 13 mm (1/2 inci). Lihat gambar 6.
Note 7 – gunakan skala yang
direkomendasikan untuk memeriksa bahwa alur sudah menutup 13 mm (1/2 inci).
11.4 Periksa bahwa gelembung udara tidak
menyebabkan penutupan yang lebih cepat dari alur dengan mengobservasi kedua sisi dari alur yang mengalir bersama
sama dengan perkiraan bentuk yang sama. Jika gelembung udara menyebabkan
penutupan yang cepat dari alur, bentuk kembali tanah di dalam cangkir,
tambahkan sejumlah tanah untuk mengubah kehilangan dalam operasi pengaluran dan
ulangi 11.1 sampai 11.3. Jika tanah yang menggelincir pada permukaan cangkir,
ulangi 11.1 sampai 11.3 jika kadar air
berlebihan. Jika, sesudah masing masing percobaan pada kadar air
berlebihan meningkat terus, ulaskan
tanah selanjutnya pada permukaan
|
|
|
|
cangkir
atau jika jumlah pukulan yang diperlukan menutupi alur selalu lebih kecil dari
25 pukulan, catat bahwa batas cair tidak dapat ditentukan, dan laporkan tanah
sebagai tanah tidak plastis tanpa menampilkan pengujian batas plastis.
11.5 Catat jumlah pukulan, N, yang diperlukan
untuk menutupi alur. Ambil suatu potongan dari tanah kira kira selebar dengan
spatula, lebarkan dari tepi ke tepi dari tanah dengan sudut yang benar untuk
mengalurkan dan memasukkan sejumlah tanah dari alur yang mana mengalir bersama
sama, tempatkan dalam suatu tempat yang sudah diketahu beratnya dan tutup.
11.6 Kembalikan sisa tanah dalam cangkir dan alat
pengalur ditempelkan lagi ke cangkir untuk persiapan percobaan berikutnya.
11.7 Campurkan kembali contoh tanah kedalam
piring, penyimpanan tambahkan air suling untuk meningkatkan kadar air tanah dan
menurunkan pukulan yang diperlukan untuk menutupi alur. Ulangi 11.1 sampai 11.6 untuk sedikitnya dua tambahan
percobaan yang menghasilkan secara berurutan jumlah terendah dari pukulan untuk
menutupi alur. Satu dari percobaan untuk suatu penutupan yang diperlukan 25
samapi 35 pukulan, satu untuk penutupan 20 sampai 30 pukulan, dan satu
percobaan untuk keperluan penutupan 15 sampai 25 pukulan.
11.8 Menentukan kadar air, Wn, dari
tanah yang dispesifikasikan dari setiap
percobaan menurut metode pengujian D 2216. Timbangan awal seharusnya dilakukan
segera sesudah melengkapi pengujian. Jika pengujian tidak diinterupsi lebih
dari 15 menit, contoh seharusnya sudah ditimbang pada saat interupsi.
12.
Perhitungan
12.1 Plot hubungan antara kadar air, Wn,
dan menghubungkan jumlah jatuh,N, dari cangkir pada suatu grafik semilog dengan
kadar air sebagai sumbu X pada skala aritmetika, dan jumlah pukulan sebagai
sumbu Y pada skala logaritma. Gambarkan garis lurus yang terbaik lurus dari
tiga atau lebih titik titik yang diplot.
12.2 Ambil kadar air yang berhubungan dengan
perpotongan garis pada sumbu Y 25 pukulan sebagai tanah pada batas cair. Metode
perhitungan yang disubtitusi ke metode grafik untuk menetapkan suatu garis
lurus pada data dan menetukan batas cair.
METODE B – MENETUKAN BATAS
CAIR DENGAN SATU TITIK
13. Persiapan
13.1 Mempersiapkan conto dengan cara yng sama
menurut bagian 6, kecuali kalau pencampuran, mengatur kadar air untuk suatu
konsistensi yang memerlukan 20 samapi 30 pukulan dari cangkir batas cair untuk
menutup alur.
Tabel 1 Faktor factor untuk memperoleh batas cair
dari kadar air dan jumlah pukulan yang menyebabkan penutupan alur.
N (Jumlah Pukulan) k
(Faktor Batasan cair)
20 0,974
21 0,
979
22 0,985
23 0,990
24 0,995
25 1,000
26 1,005
27 1,009
28 1,014
29 1,018
30 1,022
14. Prosedur
14.1 Proses seperi yang dibahas dalam 11.1 sampai
11.5 kecuali bahwa jumlah pukulan yang diperlukan menutupi alur harus 20 sampai
30 pukulan. Jika lebih kecil 20 pukulan atau lebih 30 pukulan yang diperlukan ,
atur kadar air dari tanah dan ulangi prosedur.
14.2 Segera setelah membersihkan conto kadar air
seperti yang dibahas dalam 11.5, bentuk kembali tanah di dalam cangkir,
tambahkan sejumlah tanah yang hilang dalam pengaluran dan orientasi orientasi
pengambilan conto kadar air. Ulangi 11.2 samapi 11.5, dan, jika penutupan kedua
dari alur yang memerlukan jumlah pukulan yang sama atau lebih dari dua pukulan
yang berbeda, amankan kadar air contoh yang lain. Sebaliknya, campurkan kembali
contoh dan ulangi.
Note 8 – Kekeringan yang
berlebihan atau campuran yang tidak cukup akan menyebabkan jumlah pukulan dapat
berubah.
14.3
Menentukan kadar air dari contoh menurut 11.8.
15.
Perhitungan
15.1 Menentukan batas cair dari setiap conto
dengan menggunakan persamaan berikut:
LL =
Wn (N/25)0.121
Atau,
LL =
kWn
Dimana:
N = Jumlah pukulan yang menyebabkan penutupan
dari alur pada kadar air.
Wn =
Kadar air, dan
K = Faktor yang diberikan pada table 1.
Batas
cair rata rata dari dua nilai dari percobaan kadar air.
15.2 Jika perbedaan antara dua nilai dari
percobaan kadar air lebih dari satu persen, ulangi pengujian.
16. Persiapan
contoh uji
16.1 Memilih sejumlah tanah 20 gram dari material
yang dipersiapkan untuk uji batas cair, lainnya setelah pencampuran kedua
sebelum diuji, atau dari sisa tanah sesudah menyelesaikan pengujian. Kurangi
kadar air dari tanah untuk suatu konsistensi dimana dapat diputarkan tanpa
melekat ditangan dengan menyebarkan atau menghamparkan secara dengan menerus
pada pelat gelas atau dalam piring penyimpanan. Proses pengeringan boleh
dipercepat dengan membuka tanah ke arus udara dari suatu kipas listrik, atau
dengan kertas peresapan yang tidak menambahkan fiber ke tanah, seperti
permukaan handuk yang kasar atau kertas filter yang berkekuatan tinggi.
17. Prosedur
17.1 Dari berat 20 gram, pilih sejumlah dari 1,5
sampai 2,0 gram. Bnetuk contoh uji kedalam suatu berat ellipsoidal. Putar berat
ini antara telapak tangan dan jari pada permukaan pelat gelas dengan tekanan
yang cukup untuk memutar berat ke dalam suatu uliran yang berdiameter seragam
dari keseluruhan panjang (Note 9). Uliran, selanjutnya menjadi rusak pada setiap
tekanan yang berdiameter kira kira 3,2 mm (1/8 inci). Lakukan tidak lebih dari
2 menit (catatan 10). Jumlah tangan atau jari menekan diperlukan untuk merubah
secara besar, sesuai tanahnya. Tanah yang pecah dari plastisitas rendah yang
terbaik diputar dibawah tepi terluar dari telapak tangan atau dasar ibu jari.
Note 9 – Harga normal dari
pemutaran untuk tanah tanah yang banyak seharusnya 80 sampai 90 dorongan per
menit, menghitung suatu dorongan seperti satu pergerakan yang lengkap dari
tangan kedepan dan belakang untuk memulai posisi. Harga ini dari pemutaran yang
boleh dikurangi untuk tanah tanah yang mudah pecah.
Note 10 – Suatu batang atau
tabung dengan diameter 3,2 mm (1/8 inci) yang dipergunakan untuk
perbandingan dengan uliran tanah untuk
memastikan kalau uliran sudah dicapai
dengan diameter yang tepat.
17.1.1 Apabila Diameter dari uliran menjadi 3,2 mm,
patahkan uliran menjadi beberapa potongan.
Tekan potongan potongan bersama sama, remas antara ibu jari dengan jari
telunjuk dari setiap tangan, bentuk kembali kedalam suatu bentuk berat
ellipsoidal, dan gulung kembali. Lanjutkan dengan putaran lain pada suatu
uliran berdiameter 3,2 mm, kumpulkan
bersama sama, meremas dan menggulung kembali samapi uliran pecah pecah dibawah
tekanan yang diperlukan untuk memutar dan tanah tidak lama diputar untuk
mendapatkan uliran berdiameter 3,2 mm (lihat gambar 7). Tidak penting, jika potongan potongan uliran kedalam bentuk
uliran yang pendek. Gulung setiap uliran
yang pendek ke diameter 3,2 mm. Hanya keperluan keperluan untuk melanjutkan
pengujian yang dibolehkan untuk dibentuk kembali kedalam bentuk ellipsoidal dan
digulung kembali. Operator tidak akan mempunyai waktu untuk menghasilkan
kekeliruan dengan tepat dengan diameter 3,2 mm dengan membiarkan uliran mencapai 3,2 mm, kemudian
mengurangi tingkat gulungan atau tekanan
tangan, atau keduanya, sambil mlanjutkan penggulungan tanpa pengrusakan
selanjutnya sampai uliran hancur. Dengan diperbolehkan, bagaimanapun juga,
untuk mengurangi jumlah total dari pengrusakan
untuk dengan tanah tanah plastis yang lemah dengan membuat diameter asli dari
berat ellipsoidal terdekat yang diperlukan berdiameter akhir 3,2 mm. Apabila
peremukan terjadi jika diameter lebih dari 3,2 mm, ini seharusnya
dipertimbangkan pada suatu titik akhir yang memuaskan, sediakan tanah yang
sebelumnya sudah digulung ke dalam diameter 3,2 mm. Meremukkan uliran akan
mengakibatkan adanya perbedaan dengan
perubahan jenis tanah yang lain. Beberapa tanah akan hancur dengan sejumlah
pemisahan pemisahan dari partikel, yang lainnya membentuk suatu lapisan tabular
pada bagian luar yang mulai membelah pada kedua ujungnya. Perkembangan belahan
ke arah tengah, dan terakhir, uliran akan hancur dalam beberapa partikel
lempengan kecil. Tanah lempung lekat memerlukan banyak tekanan untuk merusakkan
uliran, utamanya seperti yang mendekati batas plastis. Dengan tanah tanah
disini, potongan potongan uliran ke dalam suatu seri dari segmen segmen
berbentuk batang tabung yang panjangnya kira kira 3,2 sampai 9,5 mm (1/8 sampai
3/8 inci).
17.2 Kumpulan sejumlah uliran yang diremukkan
bersama sama dan tempatkan dalam suatu tempat yang sudah diketahui beratnya.
Segera tutup temapt conto tersebut.
17.3 Pilih sejumlah tanah yang lain antara 1,5
sampai 2,0 gram dari conto asli 20 gram dan ulangi operasi operasi yang dibahas
pada 17.1 dan 17.2 sampai tempat conto terisi sedikitnya 6 gram tanah.
Tabel
1. Tabel Prakiraan ketepatanA
Material dan Indeks jenis Penyimpangan Kisaran yang dapat Standar diterima dari dua hasilB
Ketepatan
operator tunggal:
Batas
cair 0,8 2,4
Batas plastis
0,9 2,6
Ketepatan – laboratorium ganda
Batas cair
3,5 9,9
Batas Plastis 3,7 10,6
A Gambar yang diberikan pada
kolom 2 adalah penyimpangan standar bahwa sudah ditemukan hasil pengujian yang
tepat yang dibahas dalam kolom 1. Gambar yang dinerikan pada kolom 3 adalah
batas batas yang seharusnya berlebihan dengan perbedaan antara dua pengujian
yang sesuai.
B Jumlah yang menggambarkan,
masing masing, batas batas (I3) dan (D2S) seperti yang dibahas dalam praktek C
670.
17.4 Ulangi
17.1 samapi 17.3 untuk membuat tempat contoh lain dengan menahah 6 gram tanah.
Menentukan kadar air dari tanah yang disimpan dalam tempat contoh menurut
metode pengujian D 2216.
|
18. Perhitungan
18.1
Menghitung rata rata dari dua kadar air. Ulangi pengujian Jika
perbedaan antara dua kadar air yang lebih besar dari kisaran yang dapat
diterima untuk dua hasil yang tertera dalam tabel 2 untuk ketepatan operator
tunggal. Batas plastis adalah rata rata dari dua kadar air tersebut.
|
INDEKS PLASTISITAS
19. Perhitungan
19.1 Hitung
indeks plastisitas sebagai berikut:
PI = LL – PL
Dimana:
LL = batas cair,
PL = batas
plastis.
19.1.1 LL dan PL
adalah angka bulat. Jika batas cair atau batas plastis tidak bisa ditentukan,
atau jika batas plastis sama dengan atau lebih besar dari batas cair, laporkan
tanah sebagai non plastis, NP.
20. Laporan
20.1 Laporkan
informasi berikut:
20.1.1 Informasi
identifikasi contoh,
20.1.2 Proses
khusus yang dipakai untuk pemilihan spesimen, seperti pembuangan lensa pasir
dari contoh tidak terganggu,
20.1.3 Laporkan
contoh sebagai kering di udara jika contoh dikeringkan di udara sebelum atau
selama persiapan,
20.1.4 Batas
cair, batas plastis, dan indeks plastisitas bulatkan ke angka bulat terdekat,
abaikan angka desimal. Jika tes batas cair atau batas plastis tidak bias
dilakukan, atau jika batas plastis sama dengan atau lebih besar dari batas
cair, laporkan tanah sebagai non plastis, NP,
20.1.5 Tentukan
persentase contoh yang tertahan di ayakan 425 mm (No 40), dan
20.1.6 Prosedur
melakukan tes batas cair, jika berbeda dari metode multi point.
21 Ketelitiandan Bias
2.1.1 Ketepatan
– Kriteria untuk penilaian dapat diterimanya hasil tes batas cair dan batas
plastis yang diperoleh dengan metode ini diberikan pada Tabel 2. Perkiraan
ketepatan didasarkan pada hasil studi antar laboratorium yang terdiri dari
sebelas laboratorium yang melakukan tes multi point (Metode A) pada tiga contoh
imitasi tanah yang memiliki batas cari 64 dan batas plastis 22.
2.1.2 Bias –
Tidak ada nilai referensi yang bias diterima untuk metode tes ini; oleh
karenanya bias tidak bias ditentukan.
22. Keywords
22.1 Aktifitas,
batas Atterberg, batas cair, indeks plastisitas, batas plastis
LAMPIRAN
(Informasi yang Tidak Wajib)
X1.1 Alat pengukur
elastisitas landasan alat batas cair diperlihatkan pada Gambar Z1.1. Alat ini
terdiri dari tabung plastik acrylic bening dan tutup, bola baja berdiameter
5/16 inci, dan magnet batang kecil. Silinder bisa disemen ke bagian tutup atau
diberi ulir seperti yang diperlihatkan di gambar. Magnet batang kecil
diletakkan tergantung pada tutup dan bola baja diletakkan tetap tergantung di
sisi tutup dengan batang magnet. Silinder kemudian dibalik dan diletakkan di
permukaan atas landasan yang akan dites.
Tekan tabung perlahan
terhadap landasan alat batas cair dengan satu tangan, lepaskan bola dengan
menarik magnet keluar dari tutup. Gunakan penanda skala dibagian luar silinder
untuk menentukan titik tertinggi yang dicapai bagian bawah bola. Ulangi
penjatuhan bola sedikitnya tiga kali, letakkan bola di lokasi yang berbeda
untuk setiap jatuhan. Tes seharusnya dilakukan pada suhu kamar.
TABEL PENGUKURAN
Dimensi
|
Deskripsi
|
English, inci
|
Metrik, mm
|
A
|
Diameter tutup
|
1 ½
|
38.10
|
B
|
Diameter lubang
|
3/8
|
5.92
|
C
|
Kedalaman lubang
|
10/16
|
15.88
|
D
|
Tinggi tutup
|
1
|
25.40
|
E
|
Kedalaman lubang
|
5/16
|
7.94
|
F
|
Panjang tabung
|
10
|
254.00
|
G
|
Tebal dinding
|
1/8
|
3.18
|
H
|
Diameter luar tabung
|
1 1/4
|
31.75
|